Apapun yang akan kita lakukan semuanya didahului oleh pikiran, ketika melakukan kebaikan setelah terlebih dahulu memikirkannya, begitu juga kejahatan. Tidak mungkin ada sebuah perbuatan tanpa sebelumnya didahului oleh kreasi mental. Saat Anda mengemudikan kendaraan menuju suatu tempat, pasti telah ada kreasi mental di dalam kepala Anda mengenai posisi tempat yang akan dituju. Seketika itu otak mampu membayangkan sebuah peta yang berisi jalan-jalan yang perlu Anda tempuh. Bahkan ketika Anda mendadak disuruh untuk berpidato atau berbicara di depan orang banyak, Anda akan memulainya dengan menciptakan kreasi mental terlebih dahulu di dalam pikiran Anda sebelum mengucapkan kalimat-kalimat.
Taburkan benih pikiran, kau akan menuai aksi. Taburkan benih aksi, kau akan menuai kebiasaan. Taburkan benih kebiasaan, kau akan menuai karakter. Taburkan benih karakter, kau pun akan menuai takdir
Jadi, segala sesuatu yang Anda masukkan ke pikiran Anda sangat penting karena amat menentukan apa yang akan Anda lakukan. Analoginya adalah seperti makanan. Kita tentunya sangat hati-hati untuk menjaga agar jangan sampai ada makanan yang kurang sehat masuk dalam tubuh. Hali ini tentunya sangat kita sadari. Makanan yang masuk ke dalam pikiran pun tak kalah berbahayanya. Sayagnya, makanan-makanan ini sering masuk begitu saja tanpa adanya saringan apapun, bahkan sering sekali tanpa kita sadari. Inilah yang melahirkan berbagai macam perasaan dan perilaku yang membahayakan kesehatan kita maupun kesehatan orang-orang yang berinteraksi dengan kita.
Pikiran seorang manusia bisa disamakan dengan kebun yang mungkin dirawat dengan cermat atau diabaikan liar
Mind adalah kebun yang ada pada setiap orang. Kebun ini tidaklah diam, melainkan terus-menerus berkembang. Pilihannya ada pada orang tersebut. Jika benar-benar memahami pentingnya merawat kebun ini, maka ia akan senantiasa menanaminya dengan pohon-pohon yang positif. Kita juga akan memberantas rumput-rumput liar dan tanaman-tanaman yang mengganggu. Kesadasar sangat penting karenan kitalah yang dapat memutuskan tanaman apa yang akan kita tanam di kebun kita.
Lantas, apa yang dapat kita lakukan untuk menjaga mind agar tidak dimasuki oleh thought yang berbahaya? Ini bisa juga dianalogikan dengan menjaga sebuah rumah. Apa yang dapat kita lakukan agar rumah kita tidak dimasuki tamu tak diundang?
Tentu Anda harus membangun suatu sistem pengamanan yang benar pada setiap titik yang mungkin memberi akses masuk tamu-tamu tak diundang itu. Dalam kaitannya dengan pikira, ada 5 akses yang perlu kita jaga. Kelima akses ini adalah pancaindra , yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit.
Dari kelima pancaindra, mata dan telinga adalah dua akses termudah tempat makanan-makanan masuk ke pikiran. Buku, maajalah, koran, e-mail, dan sms merupakan makanan yang masuk melalui mata. Siaran radio, music, dan telepon adalah makanan yang masuk melalui telinga. Sementara itu, acara-acara televisi dan film merupakan makanan yang masuk melalui dua indra tersebut sekaligus. Ketiga indra berikutnya memainkan peran dalam sebuah interaksi langsung (tatap muka) tanpa media.
Kita dapat lebih sehat jika kita menyaring makann-makanan yang amsuk ke pancaindra kita. Namun walaupun kita menutupnya rapat-rapat, bukan berarti kita bisa selamat begitu saja. Tanpa melalui pancaindra pun, bisa saja makann-makanan tidak sehat itu masuk dalam pikiran kita.
Pikiran begitu luar biasanya, berkelana kemanapun menembus batas-batas ruang dan waktu
Bayangkan pada suatu malam Anda tak bisa tidur. Pikiran pun melayang ke kejadian tadi siang di kantor saat Anda beradu argumentasi dalam sebuah rapat dengan atasan Anda. Anda sudah berusaha dengan menjelaskan poin-poin penting dengan sabar, namun atasan Anda tetap tak mau mengerti. Alih-alih berterima kasih pada usuan Anda, ia malah menuduh Anda tidak loyal karena Anda tidak mendukung pendapatnya.
Tiba-tiba, Anda merasa atasan Anda tersebut memang egoistis dan mau menang sendiri. Anda ingat semasa kuliah dulu, Anda pernah memiliki seorang teman seperti ini yang sering berdebat dengan Anda. Tentu saja situasinya berbeda dengan situasi yang dahulu. Mau tidak mau Anda harus dapat bekerja sama dengannya. Inilah realitas di dunia kerja. Ternyata, seituasi waktu kuliah jauh lebih menyenangkan.
Sekarang Anda pun mulai membayangkan saat-saat indah sewaktu kuliah dulu. Anda mengingat sahabat-sahabat Anda. Apa yang kira-kira sedang mereka lakukan sekarang? Kenangan ini membawa Anda pada sebuah reuni yang diadakan di kampus tiga tahun lalu. Anda teringat bahwa dalam reuni tersebut, Anda sedang mencari-cari seseorang sambil berharap-harap cemas dapat berjumpa dengannya. Orang ini mantan kekasih Anda. Sayang sekali, Anda tak berjumpa dengannya dalam acara itu. Wah, bagaimana kabarnya, di mana kira-kira ia sekarang?
Lamunan ini bisa terus berkembang ke mana-mana tanpa disadari. Ia bisa masuk ke kejadian 10 tahun lalu, lompat ke kejadian kemarin sore, terbang ke pengalaman masa kecil, menelusuri kota-kota yang pernah dan belum pernah Anda kunjungi, atau mungkin bertemu dengan teman baik Anda atau musuh Anda. Inilah yang dilakukan oleh pikiran kita. Bahwa tanpa melalui pintu-pintu masuk pancaindra, kita masih tetap dapat memasukkan makanan ke pikiran.
Pikiran yang liar seperti ini sebernarnya sangat berbahaya karena dapat membuka kembali luka lama yang sebenarnya telah berusaha kita sembuhkan. Juga ia bisa mebuat Anda hidup di masa lalu, padahal bukankah masa lalu itu tak akan pernah kembali kepada kita untuk selama-lamanya?
Post a Comment