Pikiran akan selamanya terkondisi, sebab ia adalah jawaban dari masa lampau yan berupa memori. Pikiran selalu bersifat mekanis, ia mudah sekali tergelincir ke dalam sebuah pola, ke dalam sebuah alur. Meskipun pikiran memiliki semacam kebebasan yang terbatas dalam bidangnya, apa pun yang dilakukannya bersifat mekanis. Bagaimanapun, meluncur ke bulan pun bersifat mekanis, sebab hal itu adalah hasil dari pengetahuan yang dihimpun selama berabad-abad.
Ia yang memahami segenap gerak pikiran, menjadi luar biasa tenangnya, hening sempurna.
Ketekunan pemikiran teknik membawa Anda ke bulan, atau ke dasar laut, dan sebagainya. Pikiran akan mengikuti alur, menjadi mekanis, karena cara demikian itu aman, terjamin kepastiannya dan tanpa gangguan. Hidup secara mekanis tidak hanya dianjurkan oleh masyarakat, tetapi juga oleh kita masing-masing, sebab itulah cara hidup yang paling gampang.
Maka, karena pikiran itu merupakan kesibukan yang mekanis, kesibukan yang berulang-ulang, ia terima saja sembarang bentuk pengkondisian yang memungkinkannya melanjutkannya kegiatan-kegiatannya yang mekanis. Seperti seorang filsuf yang menemukan teori baru, seorang pakar ekonomi menemukan system baru, dan kita akan menerima alur itu lalu mengikutinya, semuanya nampak bekerja secara mekanis.
“Apakah cinta itu gerangan? ” Jika pikiran itu mekanis, jika ia pasti sesuai dengan keterkondisian batin, maka apakah cinta itu gerangan? Adakah cinta itu hasil pikiran? Apakah cinta diasuh atau dikembangkan oleh pikiran, dan bergantung pada pikiran? Bagi kebanyakan orang, cinta diasosiasikan dengan seks. Itu bentuk keterkondisian. Apabila Anda menyelidiki hal-hal yang benar-benar rumit sekali, hal yang pelik dan luar biasa indahnya ini, Anda tentu mendapati betapa istilah “seks” itu telah mengkondisikan batin kita.
Kita berkata bahwa kita tidak mau membunuh, tetapi kita mau saja membunuh binatang. Kalau Anda harus membunuh sendiri binatang yang Anda makan dan melihat sendiri kekejamannya, maukah Anda memakan hewan itu? Akan tetapi Anda tidak peduli si jagal melakukan penyembelihan itu dan Anda yang makan dagingnya. Di situlah terdapat kemunafikan yang mencolok.
Dalam beberapa kepercayaan, binatang dianggap tidak memiliki sukma. Di daerah-daerah tertentu, membunuh dianggap salah, entah membunuh lalat, entah seekor binatang, entah apa saja. Sehingga mereka tidak membunuh apa pun, mendukung anti pembunuhan binatang, namun mereka mengenakan pakaian dari bulu binatang yang luar biasa bagusnya; kemunafikan semacam itu berlangsung terus-menerus.
Bukan hanya apa gerangan cinta itu, tapi juga apakah kasih sayang itu
Apakah arti kasih sayang itu? Tidak hanya diujung lidah saja tetapi benar-benar kasih sayang? Apakah kasih sayang itu soal kebiasaan, pikiran, pengulangan mekanis? Kasih sayang adalah tindakan tanpa pamrih, tanpa pementingan diri sendiri, tanpa rasa takut macam apapun, tanpa perasaan senang macam apapun.
Dengan memahami arti cinta, kita mampu benar-benar memahami keseluruhan akan makna kematian.
Sekarang bagaimana dengan kematian? Apakah artinya mati? Ini akan menjadi pengalaman yang paling menakjubkan. Ia harus menyatakan bahwa ada sesuatu yang berakhir dengan sempurna. Gerak yang telah dilancarkan; perselisihan, pergulatan, kebingungan, segala keputusasaan dan kekecewaan, semuanya itu berakhirlah! Segala tindakan yang selalu menuntut, berusaha menjadi tenar, melakukan kekerasan, mengganas, kegiatan itu dikikis habis!
Lahirlah pada hari ini juga, dengan kesegaran, bukan dalam kehidupan yang mendatang! Berubahlah sekarang juga dengan sempurna, berubahlah dengan semangat yang bergelora, biarkan ia melepaskan dirinya dari segala bentuk keterkondisian, setiap pengetahuan, dari setiap hal yang dianggapnya “benar”! Maka Anda akan tahu artinya kematian dan apakah cinta itu. Sebab cinta bukanlah sesuatu yang timbul dari masa lampau, dari pikiran maupun kebudayaan. Cinta bukanlah kesenangan. Ia yang telah memahami segenap gerak pikirannya , menjadi luar biasa tenangnya, betul-betul hening. Keheningan itu adalah permulaan dari yang baru.
Apabila Anda mencintai, Anda tidak memberi, tidak pula menerima.
Post a Comment