Ilmu kedokteran konvensional hanya berfokus untuk menyembuhkan gejala fisiknya saja. Padahal, banyak sekali penyakit yang berkaitan dengan emosi. Menurut penelitian American Institute of Stress, antara 75-90% dari semua kunjungan pasien ke dokter untuk mendapat perawatan pertama merupakan akibat dari masalah yang berhubungan dengan stres. Namun, dari sudut pandang medis penanganan untuk stres biasanya sangat dangkal.
Saat sehat, mungkin kau akan bahagia, dan jika sehat dan bahagia, kau memiliki segala yang kau perlukan, bahkan jika bukan itu yang kau inginkan
Pikiran memang memainkan peran yang sangat penting dalam kesehatan kita. Dokter Ronald J.Glasser dalam The Body Is the Hero menulis, “Kita tahu, meskipun para dokter bedah dan internis kita tidak tahu bahwa kita terhubung dengan tubuh kita, bahwa tertahannya pernapasan kita ketika kita terkejut, ketegangan di dalam diri kita ketika kita merasa khawatir, kelelahan yang kita rasakan akibat kecemasan kita, merupakan bagian yang sama porsinya pada penyakit kita seperti bakteri, virus, dan antibodi yang menyerang kita, dan sesungguhnya bisa sama melemahkan dan sama mematikannya.”
Mengenai bagaimana pikiran dapat memengaruhi reaksi tubuh, fisikawan dan psikolog Buryl Payne, Ph.D., menulis, “Kita tahu bahwa pikiran yang muncul di dalam otak mengaktifkan sekresi hormon dan merangsang pusat-pusat saraf lainnya di dalam tubuh. Pikiran yang disandikan sebagai impuls-impuls saraf berjalan di sepanjang akson-akson saraf, mengaktifkan otot dan kelenjar seperti pesan telepon yang berjalan melalui kawat dalam bentuk sinyal-sinyal listrik.”
Otot-otot akan aktif ketika kita berpikir mengenai apa saja yang melibatkan tindakan atau emosi, meskipun mungkin tidak ada gerakan yang jelas. Setiap pikiran yang kita pikirkan memengaruhi berjuta-juta atom, molekul, dan sel di dalam tubuh. Selain efek langsung terhadap tubuh fisik ini, kita tahu ada prinsip-prinsip umum fisika bahwa setiap percepatan elektron akan menghasilkan radiasi elektromagnetik tertentu.
Bukanlah apa yang terjadi yang mengganggu Anda, segala yang Anda katakan di dalam di dalam kepala Anda mengenai apa yang terjadilah yang membuat semua mesin menjadi kacau dan menimbulkan bermacam-macam penyakit.
Hampir semua penyakit bersumber dari Pikiran. Pikiran-pikiran yang masuk ke dalam kepalalah yang akan menentukan emosi apa yang akan dirasakan. Emosi-emosi tersebut melepaskan hormon-hormon dalam tubuh yang pada gilirannya dapat memicu berkembangnya sejumlah penyakit. Para peneliti telah melihat hubungan langsung antara emosi dengan tekanan darah tinggi, penyakit kadiovaskuler, dan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh.
Secara khusus, penelitian telah melihat hubungan emosi seperti depresi dengan berkembangnya kanker dan penyakit jantung. Emosi seperti kecemasan dan ketakutan telah menunjukkan hubungan secara langsung dengan denyut jantung cepat, klep jantung yang tidak pada tempatnya, gangguan buang air besar, sakit kepala, serta penyakit-penyakit lainnya.
Kita dapat mengobati penyakit apapun yang kita derita dengan cara mengelola pikiran
Mulailah dengan mengontrol “makanan-makanan” yang akan dimasukkan kedalam pikiran. “Makanan-makanan” perlu diawaasi dengan sangat ketat karena makanan inilah yang akan menghasilkan emosi positif atau negatif. Ketakutan, berhubungan dengan sejumlah penyakit, termasuk penyakit kardiovaskuler dan tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit sistem pencernaan, sakit kepala, dan gangguan kulit. Ketakutan dapat menurunkan kekebalan tubuh yang menyebabkan seringnya terjadi infeksi atau pengembangan penyakit yang mematikan.
Kecemasan, dapat menyebabkan stres yang secara khusus menyerang otot-otot punggung bagian atas dan leher. Kecemasan juga menyebabkan tukak lambung, gangguan buang air dengan gejala sakit dan kram perut, sembelit dan diare, dan buang air besar yang tak alami dan terjadi secara tiba-tiba. Ketika seseorang melihat dirinya berada di bawah serangan, ketakutan sebagai tanggapan dari persepsi tersebut akan menyebabkan perubahan fisiologis yang penting dalam tubuh. Dalam hal ini, yang memainkan peranan penting bukanlah peristiwanya sendiri, melainkan persepsi seseorang terhadap situasi-situasi yang terjadi dalam hidupnya.
Kondisi kesehatan dan peluang untuk sembuh ditentukan oleh bagaimana kita menyesuaikan diri
Penyakit bukanlah disebabkan oleh apa yang terjadi pada diri kita, melainkan pada bagaimana kita memandang segala sesuatu. Bagaimana kita menyesuaikan diri, pikiran-pikiran yang kita pikirkan, kata-kata yang kita ucapkan, dan sikap-sikap yang kita ambil, menentukan kondisi kesehatan dan peluang kita untuk sembuh. Berpikir dan berbicara sebgai korban akan mengurangi penyembuhan. Untuk mengubah hal itu kita dapat memulainya dengan mengakui peran yang dimainkan oleh emosi, pikiran, dan ucapan kita dalam menimbulkan penyakit.
Permusuhan dan kemarahan berada pada puncak dalam daftar emosi-emosi yang meracuni yang menyebabkan sters berlebihan. Sikap permusuhan merupakan sebuah faktor penyebab penyakit pembuluh koroner. Sikap permusuhan ini bahkan jauh lebih berisiko terhadap penyakit koroner dibandingkan dengan hal-hal lain seperti merokok, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
Sebaliknya, ketika kita melepas emosi-emosi positif berupa kasih terhadap jiwa kita sendiri, jantung akan mengomunikasikan pesan sejahtera ini kepada tubuh melalui pelepasan hormon-hormon yang menolong. Detak jantung cenderung mengirimkan berbagai pesan ke otak dan tubuh. Ketika seseorang ketakutan, misalnya, jantung berdebar-debar dan mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh. Ketika seseorang merasa puas dan bahagia, jantung berdetak dengan lambat, dan memeberitahukan pada seluruh sistem saraf bahwa orang tersebut dalam keadaan baik.
Jantung memiliki kemampuan untuk memengaruhi setiap sistem tubuh yang lain untuk mengikuti ritmenya. Jantung yang berada dalam keadaan damai dan penuh kasih akan mengkomunikasikan harmoni ke seluruh tubuh. Sebaliknya, ketika kita merasakan emosi-emosi yang negatif, jantung akan berdetak secara cepat, tak teratur, dan berdebar-debar.
Jantung yang berada dalam keadaan damai dan penuh kasih akam mengomunikasikan harmoni ke seluruh tubuh
Mengubah pikiran dan memperbaiki sikap dapat meningkatkan fungsi kekebalan dan mendatangkan keajaiban. Paul Pearsall, Ph.D., di dalam bukunya Superimmunity melaporkan hasil pemeriksaan terhadap 400 kasus kembuhan spontan pada para pasien kanker. Ia banyak menemukan kasus bahwa penyakit itu hilang mendadak dan mereka tidak mengetahui alasannya karena mereka belum melakukan apapun untuk menghilangkannya. Mereka hanya menemukan satu faktor yang berperanan sangat penting, Semua orang ini telah mengubah sikap mereka dalam menghadapi penyakit kanker seperti memiliki harapan untuk sembuh dan berpikiran positif.
Post a Comment