Pola Pikir Menentukan Arti Hidup

Jika Anda dihadapkan pada suatu pertanyaan, atau suatu keadaan yang sangat sulit dimana anda begitu asing mendengarnya, dan Anda menjawab atau mengatakan bahwa itu mustahil maka hal tersebut akan berhenti disitu, selesai. Pola pikir menentukan arti hidup, Ingat !! Sebaliknya jika Anda menjawab mungkin, maka pertanyaan tersebut akan berkembang menjadi suatu bahan pemikiran, ide, object, dan jawaban. Di luar dugaan, ternyata yang mustahil jauh lebih menantang dan menggerakkan aksi daripada yang mungkin. Sejarah membuktikan, sebagian besar penemuan ilmiah yang spektakuler didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan tentang sesuatu yang mustahil.

Dahulu kala pergi ke bulan adalah sesuatu yang dianggap mustahil. Lalu, muncullah pertanyaan. Apabila pada saat itu semua orang menjawab “Itu Mustahil” atau mimpi belaka, Anda akan segera melepaskan masalah itu, dan pada saat ini pemikiran itu akan tetap sama. Namun, karena hal itu dianggap mungkin, maka tiga ratus ribu orang bekerja sama dan menggarapnya siang malam. Mereka mencurahkan perhatian terhadapnya dan kita tahu hasilnya, ternyata yang mustahil itu dapat kita gapai.

pola pikir menentukan arti hidup


Sayangnya, kita jarang sekali mengajukan pertanyaan-pertanyaan “Mustahil”! Sekarang coba tanyakan pada diri Anda sendiri, Siapkah Anda mengajukan pertanyaan yang mustahil sehubungan dengan diri sendiri? Kalau tidak, berarti Anda belum siap untuk mengalami perkembangan dalam tataran pribadi Anda.
Apabila Anda benar-benar serius, pada saat Anda mengamati, berakhirlah daya gerak masa lampau
Kesulitannya ialah bahwa otak kita bekerja menurut kebiasaan, menjadi ketergantungan dan melekat. Pikiran yang telah memupuk memori, bekerja menurut kebiasaan bagaikan sebuah komputer, mengulang segalanya berkali-kali. Ia tidak dapat mendengar apa pun yang baru. Otak telah terkondisi untuk berpikir menurut jalur tertentu, menjawab sesuai dengan kebudayaan, tradisi dan pendidikan kita. Otak yang sama itu juga sebenarnya berusaha mendengarkan sesuatu yang baru, tapi ia tak mampu. Di situlah letak kesulitan kita. Kita tak henti-hentinya mengulangi pola yang sama, sehingga kita tak pernah menangkap sesuatu yang segar.
Jika terus bertindak dengan kebiasaan, maka perlahan-lahan batin akan mati
Batin yang pada umumnya sangat malas dan lamban, akan dengan mudahnya mengikuti apa yang dikatakan orang lain dan membiarkan pikiran negatif mendominasinya. Kita dapat menyingkirkan cara berpikir yang lama, perasaan, reaksi, serta kebiasaan kita yang tak terhingga itu. Tergantung pada bagaimana Anda mengamati fenomena ini, baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri Anda, dan bergantung pula pada keseriusan Anda. Apabila Anda benar-bena serius, pada saat Anda mengamati, berakhirlah daya-gerak masa lampau, yaitu pengulangan pola-pola lama, cara berpikir, hidup dan bertindak yang lama –berakhirlah.
Orang harus memiliki otak yang peka artinya, otak yang tidak bekerja menurut kebiasaan, tidak mengejar kesenangan kecil tertentu, yang bersifat sementara atau apapun lainnya
Orang yang serius tidak akan mudah menyimpang, mungkin dia masih bersuka-ria, tetapi tak akan berbelok arah. Dia mau mendengarkan orang lain, berbincang, menguji dan mengobservasi. Sikap mementingkan diri sendiri adalah penghalang baginya; oleh karnanya ia bersedia mendengarkan orang lain, bersedia mengkaji, bertanya-tanya. Dia harus menemukan bagaimana ia mendengarkan dan siapa yang ia dengarkan. Dia memiliki otak yang peka, hati sanubari yang peka. Menyadari gerak-gerik dan kebiasaan-kebiasaannya yang aneh. Batin yang peka tidak dibatasi oleh pola apapun juga. Ia senantiasa bergerak, mengalir bagaikan sungai.
Peperangan adalah akibat dari cara hidup kita
Selama ada fragmentasi kehidupan, baik di luar maupun di dalam batin, pasti terdapat kebingungan dan peperangan. Hendaklah Anda melihatnya dengan kesungguhan hati. Terkadang kita tercekam oleh keterangan-keterangan, seakan-akan setiap keterangan dapat memecahkan masalah. Adalah penting untuk benar-benar menginsafi agar jangan sampai terpukau oleh keterangan-keterangan, tak peduli siapa yang memberikannya. Apabila Anda melihat “apa adanya”, Anda tak memerlukan keterangan. Orang yang tak melihat “apa adanya” terjerat dalam keterangan-keterangan. Harap Anda melihatnya. Mengertilah sedalam-dalamnya, sehingga Anda tidak terjebak oleh kata-kata. Menyelidiki serta menemukan sendiri bagaimana mengamati problema kehidupan ini, adalah hal yang luar biasa. Selidikilah sendiri, tak peduli apakah Anda masih muda ataukah sudah tua.

Memang, daya pikir setiap insan berbeda. Tapi bukan menjadi sebuah hambatan bagi kita untuk bisa memahami dan mengerti sedalam-dalamnya, sehingga kita tidak mudah terpengaruh maupun terjebak dalam hidup ini. Semua kembali lagi pada pola pikir atau mindset anda. Bukan harta atau jabatan yang menjadi sebuah patokan, tapi pola pikir lah yang menentukan arah dan arti hidup anda sesungguhnya.
Mindset bijak adalah harta anda yang masih dalam bentuk Giro
Sekarang apakah Anda ingin mengajukan pertanyaan? Sebelum Anda bertanya, lihatlah mengapa Anda bertanya dan dari siapakah Anda mengharapkan jawabannya. Dalam keadaan bertanya, apakah Anda puas dengan memperoleh keterangan, yang mungkin merupakan jawaban yang dicari? Dan dari jawabannya itu Anda mulai menyelidiki dan karenanya menyelami, bergerak, mengalami bersama, dan mencipta bersama.

Post a Comment

Chrome Pointer